di depan hujan sore ini yang memaksaku harus berteduh di seberang jembatan di sebuah kios kecil
aku bertanya lagi kepada hujan
tentang semua yang kulakukan sepanjang hidupku yang hanya bisa tahu dan bicara soal orang - orang kecil
yang merana, yang kedinginan dan yang tidur beralaskan kardus
tak ada jawaban selain bertambah lebat jatuhnya hujan
aku menunduk sambil menghisap rokok terakhirku dan lagi ku bertanya
kali ini bukan kepada hujan yang marah tapi kepada hatiku sendiri
pertanyaan yang sama yang kutanyakan pada hujan sore ini
jawabannya tetap tak ada
(sepenggal catatan dari perjalanan sore saat hujan turun di Ulapato)
18 - 08 - 2010
Minggu, 22 Agustus 2010
HUJAN KENANGAN (Pertemuan Tak Terduga)
Lama sudah kita tak bertemu, Bu
dan muridmu yang dulu pernah kau ajari kini berada di depanmu
meski kau tak lagi lekat mengenalku
tapi aku, muridmu tak pernah akan melupakanmu
maka biarkan aku mencium tanganmu yang dulu penuh kapur
sekali saja
di tengah syahdu irama hujan sore yang semakin keras yang menjadi musik pengiring pertemuan kita
ILOTIDEA, 19 - 08 - 2
dan muridmu yang dulu pernah kau ajari kini berada di depanmu
meski kau tak lagi lekat mengenalku
tapi aku, muridmu tak pernah akan melupakanmu
maka biarkan aku mencium tanganmu yang dulu penuh kapur
sekali saja
di tengah syahdu irama hujan sore yang semakin keras yang menjadi musik pengiring pertemuan kita
ILOTIDEA, 19 - 08 - 2
AKHIR KISAH
Sayang...
Setahun telah terlalui dengan penuh nada sendu nan syahdu
Saatnya kini bagì kita untuk segera mengakhiri jalan kisah kita ini dengan manis meski manìsnya tak seperti kisah dalam dongeng
Sebelum terbawa senja yang tak kan mungkin kembalì
Mari sayang...
Genggam erat tanganku seerat yakinmu untuk pergi bersamaku dari kisah masa ini
20-08-2010
Setahun telah terlalui dengan penuh nada sendu nan syahdu
Saatnya kini bagì kita untuk segera mengakhiri jalan kisah kita ini dengan manis meski manìsnya tak seperti kisah dalam dongeng
Sebelum terbawa senja yang tak kan mungkin kembalì
Mari sayang...
Genggam erat tanganku seerat yakinmu untuk pergi bersamaku dari kisah masa ini
20-08-2010
Rabu, 18 Agustus 2010
DI DEPAN HUJAN
di depan hujan sore ini yang memaksaku harus berteduh di seberang jembatan di sebuah kios kecil
aku bertanya lagi kepada hujan
tentang semua yang kulakukan sepanjang hidupku yang hanya bisa tahu dan bicara soal orang - orang kecil
yang merana, yang kedinginan dan yang tidur beralaskan kardus
tak ada jawaban selain bertambah lebat jatuhnya hujan
aku menunduk sambil menghisap rokok terakhirku dan lagi ku bertanya
kali ini bukan kepada hujan yang marah tapi kepada hatiku sendiri
pertanyaan yang sama yang kutanyakan pada hujan sore ini
jawabannya tetap tak ada
(sepenggal catatan dari perjalanan sore saat hujan turun di Ulapato)
18 - 08 - 2010
aku bertanya lagi kepada hujan
tentang semua yang kulakukan sepanjang hidupku yang hanya bisa tahu dan bicara soal orang - orang kecil
yang merana, yang kedinginan dan yang tidur beralaskan kardus
tak ada jawaban selain bertambah lebat jatuhnya hujan
aku menunduk sambil menghisap rokok terakhirku dan lagi ku bertanya
kali ini bukan kepada hujan yang marah tapi kepada hatiku sendiri
pertanyaan yang sama yang kutanyakan pada hujan sore ini
jawabannya tetap tak ada
(sepenggal catatan dari perjalanan sore saat hujan turun di Ulapato)
18 - 08 - 2010
Langganan:
Postingan (Atom)