Rabu, 28 Maret 2012

LUKA SAYATAN PERTAMA


Mungkin atau bahkan pastinya, seorang anak kecil akan menangis bila salah satu anggota badannya terluka dan mengeluarkan darah selanjutnya akan disusul dengan kepanikan dari orang tuanya hingga bisa menambah keabsahan bagi si anak untuk lebih mengeraskan suara tangisan. Sebuah pengantar yang buruk bukan? Dari sebuah tulisan pengalaman ketika salah satu jari saya teriris oleh pinggiran kaleng yang tajam.

Ada sebuah kegembiraan ketika ibu jari saya teriris oleh pinggiran kaleng yang tajam itu. Sedikit saya ceritakan bagaimana jari saya bisa samapai teriris oleh pinggiran kaleng walau singkat. Peristiwa itu terjadi pada hari sabtu siang entah pukul berapa, sebenarnya saya ingin menuliskan pukul satu akan tetapi saya merasa tidak berlaku jujur dalam sepenggal tulisan ini dan pastinya anda juga akan menganggap saya mengada – adakan cerita alias menuliskan sebuah pengalaman palsu atau bahkan bisa menuduh saya sebagai seseorang yang suka dengan rasa sakit. Tapi itu terserah anda dengan penilaian anda. Baik, kita lanjutkan lagi ceritanya.

Sabtu siang tanggal 24 maret 2012,  saya baru saja membeli sebuah ikan kaleng dan memang saya ingin memasak lauk hari itu. Kebetulan ibu dan ayah saja tidak ada jadi saya hanya sendiri saja dan sudah bisa dipastikan, tak ada orang yang akan menyiapkan nasi serta lauk jadi untuk itulah saya harus memotivasi diri saya sendiri tanpa harus menunggu untuk diberikan motivasi lewat layar kaca oleh seorang motivator yang terkenal dalam acara berjudul Golden Ways. Jalan keluar untuk mengatasi rasa lapar adalah dengan menanak nasi sendiri dan membeli ikan kaleng. Pilihan untuk membeli ikan kaleng menjadi sebuah pilihan satu – satunya sebagai jalan pintas agar tidak kepasar dan berlama – lama memilih serta bertransaksi baik itu dengan uang dan rasa percaya ketika membeli ikan mentah. Daripada saya harus melakukan dua transaksi tersebut  yang tentunya bisa berujung pada saling memperalat maka ada baiknya saya memilih untuk membeli ikan kaleng saja.

wajan dengan minyak goreng secukupnya sudah dipanaskan. Bumbu dan bahan sudah dipersiapkan nah tinggal membuka kaleng disaat membuka kaleng inilah ketika mengangkat bagian penutup kaleng yang sudah di potong oleh alat yang masih dalam alat modern itulah ibu jari saya teriris. memang cukup susah juga menjelaskan secara detil kronologis peristiwanya tapi begitulah yang terjadi.

Saya bukan tipe manusia yang suka dengan rasa sakit tapi hari itu semuanya menjadi lain oleh sebuah sayatan di ibu jari. Tentu saja ada rasa perih apalagi dengan darah yang keluar walaupun tak terlalu banyak, dan sebuah rasa senang tak terkira. Saya lalu mengingat – ingat dan bertanya kapan terakhir kali saya mendapat  luka dan melihat darah saya sendiri. Jawabannya adalah saya tidak tahu lagi kapan saya mendapatkan luka serta melihat darah saya sendiri keluar dari tubuh saya.  Lupa mungkin atau sudah terhapus dari memori otak saya, entahlah. Tapi yang pasti luka sayatan itu kembali memberi sebuah kesadaran bagi saya bahwa setiap peristiwa sekecil apapun pasti punya pesan dan kesan bagi manusia itu sendiri.

Tentu ada sebuah rasa senang ketika mendapat luka dan melihat darah saya sendiri. Karena saya tidak mengingat lagi kapan pertama kali saya mendapat luka dan kapan terakhir kali saya mendapat luka. Saya merasa seperti sedang mengalami bagaimana rasanya jatuh cinta untuk pertama kali. Semua orang pasti punya cerita yang berbeda – beda ketika merasakan jatuh cinta pada seseorang. Keinginan untuk bertemu sang pujaan hati begitu menggebu – gebu seakan tak mau lagi dipisahkan. Setiap saat ingin selalu berdekatan dan melihat wajah kekasih hati.

Begitupun dengan luka sayatan yang saya dapatkan, saya seperti ingin menambah lagi sayatannya supaya sembuhnya luka itu bisa sedikit lama apalagi kalau luka sayatan itu ditutupi pelester pasti lebih bisa mempertahankan kesenangan saya ketika mendapatkan luka itu. Sekali lagi, saya bukan tipe manusia yang suka dengan rasa perih dan sakit karena luka tapi rasa senang dari sebuah luka sayatan itulah yang membuat saya seperti merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya. Hampir setiap saat, saya melihat luka sayatan itu. Ketika saya menempelkan plester pun rasanya sungguh tidak tega walhasil plester yang saya gunakan hanya bisa bertahan tak lebih dari sepuluh menit saja.

Cukup susah juga untuk bisa menjelaskan bagaimana rasa senang yang menghinggapi hati saya. Ya seperti ketika merasakan jatuh cinta untuk pertama kalinya. Saya hanya bisa memberi penggambaran – penggambaran lewat tulisan ini saja tanapa pernah menyentuh inti dari perasaan senang yang saya alami sekarang. Entah apa tanggapan anda tentang rasa senang dari luka sayatan yang saya dapatkan ini. Tapi, tenang saja apapun tanggapan anda saya tetap menghargainya.  
Saya tak tahu lagi bagaimana saya harus meneruskan tulisan ini sebab rasa senang saya begitu mengebu – gebu kekacauan berfikir sedang menimpa saya. Saya ingin berbagi banyak cerita tentang rasa senang ini karena memang begitu banyak yang ingin saya ceritakan. Akan tetapi, saya tak bisa menjelaskannya dengan kata – kata hanya rasa senang saja. Tulisan ini menjadi cukup panjang pun itu karena saya berusaha memaksakan diri untuk menceritakannya. Dan tentu anda bisa menilai bagaimana kekacauan berbahasa yang dihasilkan. Anggaplah tulisan ini sebagai curahan hati dari seseorang yang untuk pertama kalinya mendapat luka sayatan. Saya mengatakan pertama kali mendapat luka sayatan karena saya tidak mengetahui lagi kapan sebenarnya saya mendapat luka sayatan pertama kali disepanjang hidup saya sampai sekarang ini.

Memang pernah terfikir untuk melukai diri sendiri dan merasakan sensasi dari luka itu tapi keberanian untuk melakukannya itu yang tidak saya punyai. Sehingga keinginan untuk melukai diri sendiri harus diurungkan oleh karena ketidakcukupan keberanian. Sampai – sampai saya harus menyimpan sebilah pisau didalam kamar saya.

Tidak ada keinginan untuk bunuh diri, karena bunuh diri, bagi saya adalah sebuah tindakan buat para pecundang apalagi kalau alasannya hanya karena putus cinta atau broken home. Meski dilain tempat, bunuh diri dilakukan untuk mempertahankan harga diri, seperti dalam tradisi samurai di  Jepang yang disebut dengan “Harakiri”.  

Sungguh, saya tak tahu lagi, harus menuliskan apa lagi tentang kesenangan ini. Kalaupun tulisan ini menjadi begitu panjang dan melelahkan untuk dibaca itu semata – mata karena saya ingin memancing keluar semua rasa senang saya agar inti dari perasaan senang mendapatkan luka sayatan ini terbuka.

Oh iya, saya baru ingat. Saya punya sedikit pesan buat anda para pembaca sekalian yang sudah atau akan mempunyai seorang atau dua orang atau bahkan tiga orang anak. Bila nanti, anak anda mendapatkan luka untuk pertama kalinya atau untuk kesekian kalinya apapun penyebab luka tersebut. saya berharap kepanikkan atau mungkin lebih tepat disebut sebagai kecemasan orang tua jangan lupa untuk sekedar mencatatnya atau kalau perlu di abadikan lewat selembar foto dan diberi sedikit keterangan bahwa itu adalah foto ketika anak anda mendapatkan luka dan menangis karena kesakitan serta melihat darahnya sendiri keluar dari tubuhnya untuk pertama kali atau untuk kesekian kalinya tapi tetap sebut saja sebagai pertama kali. Dan untuk anda pembaca sekalian, kapan anda pertama kali mendapatkan luka dan melihat darah anda sendiri dan kapan terakhir kalinya anda mendapatkan luka dan melihat darah anda sendiri?
Sekian.

Kaputi Indah, minggu 25 Maret 2012
(sehari setelah mendapat luka sayatan)

1 komentar:

  1. cepat sembuh...^^ dan cobalah tuk slalu berhati2.!!!lain kali...bca doa sbelum buka tuh kaleng bro....hehe

    BalasHapus