Minggu, 22 Mei 2011

PERTENGKARAN

Pagi ini tanggal 23 mei 2011, pertengkaran terjadi antara aku dan kedua orang tuaku. sebenarnya ini sudah kuhindari tapi tetap saja itu terjadi layaknya sebuah pepatah tua yang sudah kadaluwarsa yang berbunyi, "Banyak Jalan Menuju Roma". seperti itulah kiranya kalau mau menurut pepatah tinggal di ganti sedikit redaksi kalimatnya menjadi "Banyak Cara Untuk Memulai Pertengkaran".

sebenarnya aku enggan untuk meladeninya tapi semakin aku diamkan semakin tinggi menjulang pemahaman negatif kedua orang tuaku terhdapku dengan caraku untuk memilih diam dan tidak berkomentar apa - apa.

pertengkaran ini memang awalnya dimulai saat aku kembali dari perjalan singkatku ke Manado. niatanku untuk pergi ke Manado sebenarnya untuk refreshing ternyata sia - sia saja dan tentu saja Manado bukan tempat yang tepat untuk melakukan yang berhubungan dengan refreshing, dan itu kusadari setelah dalam jangka waktu seminggu aku di Manado.

aku kembali ke Gorontalo bersama seorang teman yang di mata orang tuaku bukanlah teman yang bisa menunjukkan jalan buatku ke masa depan. aku bisa menerima pendapat mereka soal itu dalam artian selama itu tidak dibesar - besarkan saja. maklum saja kehidupan sosial masyarakat kita sudah terlanjur terkontaminasi oleh tontonan infotainment yang kerjanya membesar - besarkan masalah orang lain yang tidak punya hubungan apa - apa.

di hari kepulanganku, teman yang kuajak ke Gorontalo itu sudah memperingatkan akan segala resiko yang akan dihadapi nanti kalau orang tuaku melihatku datang bersama dia. tapi peringatan temanku tidak kugubris. aku tidak peduli dengan resiko, aku sudah terlanjur terbiasa menanggung resiko sejak aku merasa muak terhadap kehidupan kampus sehingga memutuskan untuk berhenti kuliah.

hari pertama kepulanganku, keadaan masih berjalan seperti biasanya. begitupun hari kedua, ketiga dan keempat. Tapi di hari kelima, ketika hari masih pagi, pertengkaran pun di mulai. aku tidak lagi mengingat bagaimana pertengkaran antara aku dan orang tuaku itu terjadi. semua serba gelap. mulai di hari itulah keadaan sudah tidak lagi kondusif  buat aku dan temanku. handuk temanku yang di jemur di luar, dimana pada awalnya di gantung di tali jemuran punsudah berpindah ke lantai yang basah. Aku memungut handuk itu dan menggantungkannya lagi di tali jemuran. malamnya saat aku hendak mandi setelah selesai bepergian bersama temanku itu saat akan mengambil handukku sendiri kulihat handuk milik temanku sudah berpindah letaknya bersama kain yang biasa dipakai untuk mengepel lantai. aku ingin marah tapi aku tak mau menuduh siapa - siapa dan kejadian soal handuk yang tiba - tiba berpindah tempat sepert disengaja aku diamkan saja meski ada amarah yang begitu besar dan ingin segera dikeluarkan. 
keanehan itu tidak berhenti sampai disitu, selain handuk yang menjadi "sasaran" hal aneh pun terjadi di sandal temanku. yang ku ketahui, kami menaruh sandal kami di teras rumah tapi yang mengherankan dan menjadi pertanyaanku adalah "kenapa sandal temanku selalu berpindah tempat?" kalau soal berpindah tempatnya secara teratur itu tidak masalah tapi ini sungguh terlihat seperti sesuatu yang disengaja. untuk lebih jelasnya seperti ini, suatu kali aku melihat sandal temanku yang sebelah kanan sudah bertengger di sebuah pot yang terletak di teras rumahku semenara yang satunya lagi setelah ku cari - cari ternyata sudah masuk kedalam got yang berair. aku hanya mendiamkan dan kali ini dalam hati aku mengucapkan kata - kata makian yang kukuasai. 
kali ini, hatiku langsung menuduh orang tuaku. tak ada tawar menawar lagi. otoritas mereka sebagai orang tua sudah sangat keterlaluan. sungguh sangat jauh dari tampilan keseharian mereka yang rajin beribadah dan hampir tak pernah absen mendengarkan ceramah agama dari siaran radio maupun televisi. tapi sayang selama aku memperhatikan kebasaan mereka mendengarkan ceramah agama dari dua media tersebut tak pernah aku mendengar sedikitpun ceramah soal bagaimana memperlakukan tamu layaknya Rasulullah memperlakukan tamu - tamunya. jadi, aku masih bisa memakluminya bila kelakuan mereka itu terinspirasi dari tontonan sinetron murahan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar